Minggu, 09 Oktober 2016

Menggapai Masa Depan

Seorang manusia pasti menginginkan kebebasan dalam menentukan pilihannya, apakah dia itu ingin menjadi seorang pesepakbola profesional, penulis yang handal dan dikenal, seorang artis yang selalu menginginkan ketenaran dari publik, dan lain sebagainya.

Apakah hal itu bisa terwujud ? tentu jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah, "Tergantung kamu". Apakah makna kata itu memang sudah menjadi bukti bahwa setiap ikhtiar yang dilakukan sejak dini oleh sebagian orang sudah mengena didalam sanubari jiwa ? terkadang banyak orang berasumsi bahwa "Masa depan tidak hanya dipikirkan lewat imajinasi semata, namun action dan akhlak lah serta kemauan yang mampu di terima dengan mudah".

Seperti contoh, ada seseorang pemuda yang bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sangat terkenal di Jakarta. Dia sudah bekerja selama 3 tahun setelah dia lulus dari perguruan tinggi swasta ternama. Dan ternyata, hidup dia selalu bimbang, karena dia tidak memiliki planning untuk masa depannya. Setiap dia menerima gaji dari hasil bekerjanya, dia merasa bingung, "Untuk apa uang ini aku gunakan ?". Padahal usia dia sudah menginjak 25 tahun dan notabene umur segitu mah "kalo orang betawi bilang" lu harus sudah punya wadonan tong !

Namun apa dayanya, di pikiran dia hanya bersenang-senang dengan temannya, seperti traveling, wisata kuliner, shopping, sampai membeli sepeda motor sport keluaran terbaru sudah dimilikinya. Hidup dia penuh dengan serba kecukupan. Ayahnya adalah seorang Diplomat Jepang, sedangkan ibunya adalah seorang Direktur di Perusahaan Swasta di Jakarta. Namun begitu, dia tidak mau menginginkan harta orang tuanya dan ingin merasakan bagaimana rasanya mencari uang sendiri.

Tidak semua kebahagiaan bisa dibeli dengan uang yang nilainya kadang suka berfluktuasi dari beberapa dekade. Persepsi orang mengatakan bahwa "Uang bisa membeli segalanya dan merupakan pangkat dari derajat seorang manusia" namun kata orang bijak "Hanya orang materialistis lah yang mengatakan bahwa uang bisa membeli segalanya" karena kebahagiaan itu merupakan anugrah yang Tuhan berikan kepada setiap insan yang dicintai-Nya.

Tataplah masa depan, siapkanlah bekal untuk menyongsong kehidupan dimasa yang akan datang. Semoga kita bisa menjadi manusia yang memiliki kualitas hidup yang sangat layak dan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar